Ketika Nabi ibrahim as masih anak-anak, dia dapat merasakan kesesatan kaummnya yang menyembah berhala. Lalu Nabi ibrahim merenung dan berfikir, siapa kah Tuhan yang sebenarnya? Pada suatu malam, nabi ibrahim as kagum akan bintang-bintang yang ada di langit. Ia menganggap bahwa itu adalah Tuhan. Namun kemudian ia kecewa ternyata bulan lebih besar dari pada bintang. Ia menganggap pula bahwa bulan adalah Tuhannya yang sebenarnya. Namun ketika menjelang pagi Nabi ibrahim terkejut karena bintang dan rembulan yang semalam diyakini sebagai Tuhan ternyata lenyap dari pandangan. Nabi Ibrahim as pun kecewa lagi.
Lalu muncul pula matahari yang bersinar lebih terang dan besar. Ia mengganggap bahwa matahari itula Tuhannya. Sekali lagi Nabi Ibrahim as kecewa karena matahari juga hilang karena malam tiba. Akhirnya nabi ibrahim as mengetahui bahwa ALlah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
Ayah Nabi Ibrahim as adalah seseorang yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Nabi Ibrahim as sebagai calon rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya, jauh jauh telah diilhami akal sehat dan fikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah pebuatan yang sesat yang menandakan kebodohan dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus diberantas dan diperangi agar mereka kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang MAha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa remajanya, nabi ibrahim as sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajajakn baran-barang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar